Para pembaca pasti sudah tahu apa itu anime kan? Sekarang yang akan saya bahas adalah apakah benar bahwa anime adalah tontonan untuk anak kecil?
Namun di Indonesia Anime terkadang di anggap sebelah mata. Sering beredar anggapan di masyarakat Indonesia bahwa Anime adalah tontonan anak kecil.
Namun ketika mulai terjadi kasus/masalah terkait anime, pasti animelah yang disalahkan.
Terakhir kali pernah ada kasus siswa SD yang tewas karena menirukan sebuah adegan dari anime yang ditontonnya, yang pada akhirnya anime tersebut mengalami pencekalan.
Di Indonesia sendiri ada beberapa anime yang di cekal diantaranya :
1. Death Note
Cerita berawal ketika Light Yagami menemukan sebuah buku yang ternyata milik Shinigami (Dewa Kematian) bernama Ryuk. Di dalam Death Note milik Ryuk, terdapat cara menggunakan Death Note yang ditulis olehnya sendiri. Death Note ini kemudian digunakan untuk mewujudkan idealismenya yaitu untuk menciptakan dunia baru yang bersih dari kejahatan, dengan dirinya sebagai Dewa.
Alasan Dicekal : Karena Death Note memakai banyak adegan kekerasan dari awal hingga akhir cerita. Terlalu banyaknya adegan pembunuhan dan yang lebih penting, pembunuhannya hanya dengan sebuah buku bertuliskan "Death Note".
2. Air Gear
Anime ini menceeritakan tentang Itsuki "Ikki Minami", seorang murid yang dikenal sebagai babyface terkuat dan pemimpin dari geng remaja "East Side Gunz", dalam perjalanan pulang setelah dipermalukan oleh grup Storm Rider bernama Skull Saders, dia mengungkap rahasia tersembunyi dari keluarga angkatnya, Noyamano bersaudara, yang ternyata adalah anggota dari group Storm Riders legendaris dengan nama Sleeping forest.
Setelah menuntaskan dendamnya dengan Skull saders, Ikki dalam perjalanannya menemukan hal yang "melebihi kepuasan dari sekedar balas dendam". Setelah merasakan pengalaman saat "terbang", Ikki langsung terlibat dalam dunia Air Treks yang penuh dengan misteri.
Alasan Dicekal : Karena banyaknya perempuan berpakaian minim seperti Ringo dan Simca dan memang banyaknya adegan Ecchi.
3. Rave Master
Pada 0015, lima puluh tahun sebelum memulai cerita, dunia mengalami kehancuran yang diakibatkan oleh Dark Bring, batu jahat yang memberi kekuatan luar biasa bagi pemiliknya.
Alasan Dicekal : Anime ini memang tergolong vulgar dan adegan pembunuhannya juga.
4. Mermaid Melody Pichi-Pichi Pitch
Tentang petualangan para mermaid/putri duyung yang ada untuk membuat laut tenang kembali. Musuh utama mereka adalah Gakto dan Mikeru yang ingin menguasai 7 lautan.
Karena itulah para mermaid/putri duyung harus mencegah Gakto dan Mikeru untuk menguasai lautan.
Alasan Dicekal : Anime ini menayangkan mermaid/putri duyung dengan pakaian serba minim.
Alasan lain, karena terlalu banyak adegan ciuman. Padahal anime belum tayang, tapi udah dicekal.
5. Detective Conan
Shinichi Kudo, seorang detektif SMA berusia 17 tahun yang biasanya membantu polisi memecahkan kasus, diserang oleh 2 anggota sindikat misterius ketika mengawasi sebuah pemerasan. Dia kemudian diberi minum racun misterius yang baru selesai dikembangkan yang ditujukan untuk membunuhnya, namun karena sebuah efek samping yang jarang terjadi dan tidak diketahui anggota sindikat tersebut, racun tersebut mengakibatkan tubuhnya mengecil seperti bocah berusia tujuh tahun setelah mereka meninggalkannya.
Alasan Dicekal : Karena di anime ini kasusnya rata-rata pembunuhan sadis dengan berbagai cara, Bahkan dikamar mandi juga ada. Dan pengkhayalan tentang Conan yang menciut juga para komplotan penjahat juga seperti memberi kita info cara mencuri.
6. Crayon Shinchan
Humor dalam seri ini berasal dari tingkah laku Shin-chan yang janggal.
Misalnya ia sering meledek ibunya bila disuruh merapikan mainannya.
Seperti ayahnya, Shin-chan juga suka melihat wanita cantik dan sering merayu mereka.
Alasan Dicekal : Sudah pada tau kan alasannya kenapa? Ya, tayangan tersebut tidak mengajarkan Moral yang baik, ada anak TK yang terlalu mikirin porno dan nikah juga dipikirin sama si Shin-Chan.
Gak sesuai sama anak TK pada umumnya, jadi emang ilegal untuk tayang.
7. Inuyasha
Cerita berawal di Tokyo, Jepang, seorang gadis SMU bernama Higurashi Kagome. Dia sedang mencari kucingnya Buyo yang jatuh ke sumur.
Pada saat Kagome sampai di sumur tersebut, siluman kelabang atau Mukade Jourou muncul dari dalam sumur menyerangnya.
Siluman tersebut menyerang Kagome yang ternyata memiliki Bola Empat Arwah dan berkeinginan untuk merebutnya. Kagome kemudian diseret ke dalam masa Sengoku atau Sengoku Jidai.
Alasan Dicekal : Banyaknya adegan pembunuhan yang sadis. Ya, memang siluman kalau saling membunuh pasti sadis.
Selain itu, Banyaknya konflik yang berujung pada perebutan pecahan bola 4 arwah dan sangat tidak layak ditonton anak-anak.
8. One Piece
Permulaan serial ini yaitu ketika Luffy mencari anggota kelompok yang ingin berlayar bersamanya.
Dinamakan kisah East Blue karena latar cerita ini berada di perairan timur East Blue, sebelum memasuki Grand Line kisah masa lalu Luffy, dimana dia bertemu Shanks dan berjanji pada Shanks untuk menjadi bajak laut yang hebat (Romance Dawn adalah judul resmi cerita masa lalu Luffy).
Alasan Dicekal : Anime ini mengandung banyak sekali unsur kekerasan yang memang tergolong kedalam sadisme yang cukup tinggi. Selain itu, para tokoh wanitanya memang tergolong seksi.
9. Naruto
Seorang remaja bernama Naruto Uzumaki yang sering membuat masalah di desa Konoha. Naruto melakukan hal itu karena menginginkan perhatian dari penduduk desa yang menjauhinya karena rubah di tubuhnya.
Naruto kemudian di tipu oleh seorang pengkhianat untuk mencuri gulungan rahasia dari Hokage ke-3 (Hiruzen Sarutobi), Naruto yang polos melakukan hal tersebut dan berhasil mencuri serta mempelajari jurus seribu bayangan. Setelah tahu bahwa dia dimanfaatkan Naruto menolak memberikan gulungan tersebut.
Naruto kemudian ditolong oleh guru Iruka yang merupakan guru favorit Naruto. Dialah orang yang pertama kali mengakui keberadaan Naruto, karena dulu guru Iruka pernah mengalami hal yang sama yaitu hidup tanpa orang tua, dan selalu diselimuti kesendirian.
Alasan Dicekal : Masih tentang kekerasan, cara pembunuhan para ninja-ninja ini memang cukup sadis.
Bahkan ada kabar kalau sampai ada yang meninggal karena mempraktekan adegan berbahaya didalamnya. Memang biasanya anak kecil suka menonton anime ini.
Namun sekarang anime ini tayang kembali di salah satu stasiun TV swasta.
10. Bleach
Cerita ini dimulai dengan kehidupan seorang siswa SMA bernama Ichigo Kurosaki di Kota Karakura yang bisa melihat roh.
Pada awalnya Ichigo hanya dapat melihat roh biasa dari orang yang sudah meninggal, namun hal itu berubah ketika suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita berpakaian kimono hitam di kamarnya.
Wanita tersebut merupakan shinigami yang bernama Rukia Kuchiki. Ichigo kemudian terlibat dalam perkelahian dengan hollow yang telah melukai keluarganya, walaupun Rukia yang seharusnya melawan hollow tersebut sudah melarang Ichigo sebelumnya.
Karena ketidakmampuan Ichigo untuk mengalahkan hollow tersebut, akibatnya Rukia terluka parah ketika mencoba menolong Ichigo. Untuk mengalahkan hollow itu hanya ada satu cara yaitu dengan meminjamkan sebagian kekuatan shinigami milik Rukia ke Ichigo.
Sayangnya dalam proses tersebut terjadi ketidaksengajaan, Ichigo mengambil semua kekuatan spiritual Rukia dan membuatnya kehilangan kekuatan shinigami. Akibatnya, Ichigo kemudian menjelma sebagai shinigami dan mengalahkan hollow tersebut.
Alasan Dicekal : Anime ini terlalu banyak mengandung unsur kekerasan, sama seperti yang lainnya juga. Tapi anime ini masih deberi keringanan dengan tetap menayangkannya dengan catatan hanya detayangkan setengah jam saja dalam seminggu, padahal biasanya satu jam.
Itu adalah 10 daftar anime yang pernah dicekal di Indonesia, namun anime yang dicekal mungkin jumlahnya lebih dari 10.
Ironisnya 9 dari daftar tersebut terlanjur pernah ditayangkan dan 2 anime dari daftar tersebut masih ditayangkan sampai saat ini.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa anime yang tergolong untuk remaja malah di konsumsi anak-anak?
Apakah ada kaitannya dengan stigma bahwa anime adalah tontonan anak-anak?
Padahal kalau mau jujur jika LSFI (Lembaga Sensor Film Indonesia) melakukan proses sensor pada anime di daftar tersebut, pasti semua dari anime di daftar tersebut TIDAK LULUS SENSOR, atau mendapatkan sensor yang sangat berat (banyak mengalami pemotongan adegan) dan yang paling ringan adalah tidak akan mendapat rating A+BO (Anak-anak, Bimbingan Orangtua).
Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah mengapa bisa terbentuk stigma bahwa anime adalah tontonan anak kecil?
Mungkin jawaban yang tepat adalah begini :
Pada Zaman Penayangan Pertama Anime Di Indonesia, Anime Yang Ditayangkan Masih Anime Untuk Anak Kecil
Memang benar anime yang ditayangkan pertama kalinya di Indonesia adalah anime untuk anak kecil.
Kalau saya tidak salah, anime yang pertama kali tayang di Indonesia adalah Doraemon (sudah 30 tahun). Secara keseluruhan Doraemon memang bukanlah anime yang memiliki konten kekerasan, vulgar atau konten apapun yang tidak cocok untuk anak kecil.
Karena itulah Doraemon mendapat rating A+BO dan mendapat jam tayang pagi (Wajar). Mungkin dari penayangan Doraemon inilah awal mulanya masyarakat Indonesia Salah Kaprah mengenai anime.
Tokoh Yang Digambarkan Dalam Anime Umumnya Anak-Anak
Pada zaman awal penayangan anime memang benar bahwa sebagian besar karakter utamanya adalah anak kecil. Bisa diambil dari anime Doraemon, P-Man dan Kiteretsu.
Ketiga anime tersebut memang menceritakan tentang kehidupan siswa SD yang umumnya anak-anak. Dan juga sebagian besar event dalam anime tersebut memang event yang biasa dilakukan anak-anak (kecuali P-Man yang eventnya adalah superhero, walaupun begitu kekerasan yang ada di anime tersebut sangat minim bahkan bisa dibilang tidak ada).
Gaya Gambar masih Seperti Gambar Humor/Karikatur
Anime yang saya sebutkan sebelumnya (Doraemon, Kiteretsu, dll) memiliki gaya gambar humor atau mirip seperti karikatur.
Sehingga walaupun ada adegan perkelahian, namun yang ditampilkan malah bukan seperti perkelahian (entahlah apa namanya hanya gambar asap dan wajah saja ).
Jika penggambaran perkelahiannya saja seperti itu bagaimana anime tersebut bisa di bilang terdapat kekerasan?
Faktor inilah yang menyempurnakan stigma di masyarakat Indonesia terkait anime.
Karena Berbentuk Animasi
Menurut saya pada ketiga tahap tersebut stigma bahwa anime adalah tontonan anak kecil sudah terbentuk.
Tahap keempat buat saya adalah tahap penyamaan identitas. Setelah dua tahap yang tadi masyarakat Indonesia sudah berpikir bahwa anime adalah tontonan anak kecil.
Sekarang masyarakat Indonesia mulai berpikir bahwa semua film yang terbuat dari animasi (khususnya 2D) adalah untuk anak kecil.
Hal ini dibuktikan dengan dapat tayangnya anime segenre Crayon Shin-chan di Indonesia. Kalau anda mau tahu, di negara asalnya (Jepang) anime tersebut mendapatkan waktu penayangan pukul tengah malam (waktu penayangan acara dewasa di negeri tersebut.
Bandingkan dengan di Indonesia yang waktu penayangannya di pagi hari dan bahkan di hari minggu yang notabenenya adalah hari libur.
Untuk masalah yang berhubungan dengan tayangan seperti anime, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah melalui LSFI saja.
Jika tidak ingin ada masalah terkait penayangan anime di televisi maka, semua pihak harus berpartisipasi.
Pihak pemerintah harus menjadi baris terdepan dalam pencegahan kasus terkait anime dikarenakan LSFI dapat menentukan suatu anime layak ditayangkan atau tidak.
Yang harus dilakukan berikutnya adalah membuat regulasi diantaranya :
Membuat Standar Rating Yang Akurat
Menurut saya peratingan suatu acara di Indonesia masih belum jelas atau bahkan tidak jelas. Umumnya di Indonesia Semua anime mendapat rating A+BO, kecuali Naruto mendapat rating R+BO.
Hal ini tentu saja sangat aneh, karena sebagian anime yang pernah tayang di Indonesia tidak sedikit mengandung konten kekerasan.
Mungkin masih ada yang bingung apa itu A, R, D dan BO.
Keempat kategori tersebut adalah tingkatan rating yang ada di Indonesia.
A (Anak-Anak)
Menandakan bahwa acara tersebut dapat di tonton oleh anak-anak.
R (Remaja)
Menandakan bahwa acara tersebut hanya boleh ditonton yang mencapai usia remaja. Tidak jelas remaja usia berapa tahun yang boleh menonton.
D (Dewasa)
Menandakan bahwa acara tersebut hanya boleh ditonton bagi yang mencapai usia dewasa.
BO (Bimbingan Orangtua)
Menandakan bahwa acara tersebut dapat ditonton oleh anak-anak asalkan dibawah pengawasan orang tua.
Ratingan yang akurat sangat diperlukan untuk memberikan petunjuk kepada orang tua tayangan apa yang boleh ditonton untuk anaknya atau tidak.
Mengatur Jam Tayang Yang Tepat Sesuai Rating
Setelah rating sudah dilakukan, maka yang harus dilakukan berikutnya adalah menyesuaikan jam tayang sesuai rating yang telah diberikan.
Anime/film apapun yang mendapatkan rating usia yang tinggi misal D hendaknya ditayangkan di malam hari agar tidak ada anak-anak yang menonton.
Hari penayangan juga harus diatur agar tidak terjadi kesalahan dalam penayangan.
Mengawasi Jalannya Penayangan
Jika semua langkah diatas sudah ditempuh dengan baik, maka hal terakhir yang harus dilaksanakan dari pihak pemerintah adalah melakukan pengawasan kepada pihak TV dan memberikan sanksi kepada pihak TV yang melanggar kedua aturan tersebut.
Pihak TV juga seharusnya memiliki kewajiban untuk menyampaikan konten acara yang ditayangkannya kepada para penonton agar para penonton khususnya para orang tua dapat memilah-milih mana anime yang tepat dan boleh untuk ditonton anak-anaknya.
Bahkan kalau perlu genre dari anime tersebut juga disampaikan kepada para penontonnya.
.
Thanks To :
Dunia Uniks Dan Tulisan Zulfikar